Selasa, 14 Oktober 2014

Pengertian Qana'ah dan Tasamuh

Qanaah dan Tasamuh
A.     Pengertian Qanaah dan Tasamuh
1.        Qanaah
Menurut bahasa qanaah berarti merasa cukup, sedangkan menurut istilah qanaah berati merasa cukup dan menerima atas apa yang telah diberikan Allah swt kepada kita, sehingga mampu menjauhkan diri dari sikap tamak, dan sikap tidak puas yang berlebihan.
Qanaah bukan berarti diam berpangku tangan dan bermalas-malasan tidak mau meningkatkan kesejahteraan hidup tapi sesungguhnya orang yang qanaah adalah orang yang sangat kuat dan bersahaja, dia giat berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan yang dicita-citakan. Namun apabila menemui kegagalan dia tidak pernah berpuus asa dan kecewa, bahkan ia selalu sabar dan husnuzhan dengan keputusan Allah, karena dia punya keyakinan bahwa dibalik semua peristiwa dalam hidup pasti ada hikmahnya. Dan beruntunglah orang-orang yang selalu merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya.
Sabda Nabi Muhammad SAW :

عَنْ ‏ ‏فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ ‏ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏يَقُولُ ‏ ‏طُوبَى لِمَنْ هُدِيَ إِلَى الإِْسْلاَمِ وَكَانَ عَيْشُهُ ‏ ‏كَفَافًا ‏ ‏وَقَنَعَ ‏(رواه الترمذي)

Artinya :
Dari Fadlolah bin Ubaid bahwasanya dia mendengar Rasulullah saw bersabda : Sungguh berbahagialah orang yang mendapatkan hidayah Islam dan penghidupannya sederhana serta mau menerima apa adanya. (HR. Tirmidzi)

2.        Tasamuh
Menurut bahasa tasamuh berarti toleransi atau tenggang rasa, sedangkan menurut istilah tasamuh adalah sifat dan sikap tenggang rasa atau saling menghargai antar sesama manusia, walaupun pendirian atau pendapatnya berbeda (bertentangan) dengan pendiriannya sendiri.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan pernah bisa untuk tidak membutuhkan orang lain, semua manusia tentu saling membutuhkan. Oleh karena itu antara satu manusia dengan manusia yang lainnya harus saling memperhatikan dan saling tolong menolong dalam kebajikan dan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, kemasyarakatan dan aspek kehidupan kemanusiaan lainya.
Sebagaimana Firman Allah  dalam Surat Al Maidah ayat 2 yang berbunyi :

  وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَتَعَاوَنُوا عَلَى اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Artinya :
“ ... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Al Maidah : 2)

Tasamuh atau toleransi hanya dibenarkan dalam bidang muamalah dan aspek kemanusiaan saja, tidak ada toleransi dalam aspek Aqidah dan ibadah, tidaklah dibenarkan jika seorang muslim ikut merayakan hari natal dan hari kebesaran agama lainnya demi kepentingan toleransi. Bahkan jika seorang muslim mengikuti ritual agama lain karena alasan toleransi bukanlah kebaikan yang akan dia dapatkan tetapi justru khawatir si muslim itu terjebak ke dalam kemusyrikan dan kemurtadan, naudzubillahi min dzalik. Masalah ritual atau ibadah tidak bisa dikaitkan dengan toleransi karena ibadah dan aqidah masing-masing agama tidak bisa dan tidak boleh dicampur adukan.
Firman Allah swt dalam Surat Al kafirun ayat 6 berbunyi :

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Artinya :
untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Walaupun menghargai peribadatan pemeluk agama lain sangat penting artinya dalam kehidupan manusia, tapi menghargai peribadatan bukan berarti harus terlibat ikut melaksanakan peribadatan mereka, cukuplah dengan cara membiarkan mereka beribadah sesuai dengan keyakinannya tanpa harus menggangunya itupun sudah merupakan bagian dari toleransi.

B.      Contoh Perilaku Qanaah dan Tasamuh.
1.        Qanaah
Banyak sekali perilaku dalam kehidupan yang mencerminkan qanaah, dan perilaku-perilaku itu harus kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari, diantara contoh perilaku yang mencerminkan qanaah adalah :
a.        Giat bekerja dan berusaha untuk mencapai hasil terbaik
b.       Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak mudah kecewa dan berputus asa
c.        Selalu bersyukur atas apa yang menjadi hasil usahanya, dan tidak pernah merasa iri atas keberhasilan yang diperoleh orang lain
d.       Hidupnya sederhana dan menyesuaikan diri dengan keadaan, tidak rakus dan tidak tamak
e.        Selalu yakin bahwa apa yang didapatnya dan yang ada pada dirinya merupakan anugerah dari Allah swt.

2.        Tasamuh
Islam mengajarkan agar para pemeluknya selalu bersatu dan tidak bercerai berai, selalu hidup dalam damai dan penuh kasih sayang, bila terjadi perselisihan dan perbedaan pendapat segeralah selesaikan dengan sebaik-biknya. Bahkan terhadap pemeluk agama lainpun Islam memerintahkan umatnya untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Ada beberapa prilaku yang mencerminkan sikap tasamuh yaitu :
a.        Meghormati pelaksanaan ibadah pemeluk agama lain
b.       Tidak mencela atau memaki sesembahan pemeluk agama lain
c.        Saling membantu dalam bidang  kemasyarakatan
d.       Lapang dada dalam menerima setiap perbedaan, dan tidak memaksaan kehendaknya sendiri
e.        Selalu menjaga ketenangan dan ketentraman di masyarakat, dan selalu menciptakan hubungan yang baik dengan sesama warga masyarakat.

C.      Membiasakan Perilaku Qanaah dan Tasamuh dalam Kehidupan sehari-hari
1.        Qanaah
Sebagai manusia yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan sekitar, maka pembiasaan perilaku qanaah dapat dilakukan pada tiga keadaaan/lingkungan, yaitu qanaah dalam lingkungan sekolah, dalam lingkungan keluarga, dan dalam lingkungan masyarakat. Bila perilaku qanaah itu telah bisa kita laksanakan pada ketiga lingkungan tersebut maka kita akan mendapatkan hikmah yang besar, diantaranya :
a.        Meningkatkan keimanan dan   ketaqwaan kepada Allah
b.       Mendorong setiap muslim untuk berlapang dada, berhati tentram, dan selalu merasa berkecukupan.
c.        Memupuk jiwa sabar dan tawakal
d.       Terhindar dari sikap tamak, serakah dan dengki
e.        Membiasakan diri untuk hidup sederhana sesuai ajaran Islam

2.        Tasamuh
Sama halnya dengan qanaah tasamuhpun bisa dilakukan dalam tiga keadaan/lingkungan, yaitu tasamuh dalam lingkungan keluarga, dalam lingkungan sekolah, dan dalam lingkungan masyarakat. Banyak hikmah yang akan didapat bila kita bisa membiasakan perilaku tasamuh pada ketiga lingkungan tersebut, diantaranya adalah :
a.        Mempererat persatuan dan kesatuan serta persaudaraan diantara sesama manusia
b.       Mendorong manusia saling tolong menolong dan saling hormat menghormati
c.        Berlapang dada atas segala perbedaan dan menghindari sifat egois
d.       Menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama dan menghindarkan dari kekerasan
e.        Menjauhkan sifat sombong dan menumbuhkan sifat bertanggung jawab.

Kisah Teladan
Pengakuan Seorang Tokoh Masyarakat Irlandia 
Yang masuk Islam karena ajaran Toleransi dalam Islam
T.H. McBarkli (Irlandia)
Saya hidup dalam lingkungan para penganut aliran Protestan, dan sejak kecil saya merasa tidak puas dengan ajaran-ajaran ke-Kristenan. Maka sesudah saya masuk universitas, keraguan saya itu menjadi kenyataan, sebab agama Kristen --seperti yang saya lihat-- sedikit sekali artinya, atau bahkan bukan apa-apa buat saya. Dalam keputusasaan saya untuk menemukan kepercayaan yang mengandung segala nilai yang saya cita-citakan, saya telah mencoba memberi kepuasan kepada jiwa saya dengan cara menggambarkan suatu kepercayaan yang tidak begitu jelas memancar dari dalam jiwa saya.
Pada suatu hari saya mendapat sebuah buku yang berjudul 'Islam and Civilization.' Belum selesai saya membaca buku itu, sudah ternyata bagi saya bahwa aliran yang ditunjukkan oleh buku itu hampir semuanya mengandung apa yang telah saya khayalkan mengenai kepercayaan.
Toleransi Islam bertentangan dengan fanatisme aliran-aliran Kristen, ilmu pengetahuan dan kemajuan negeri-negeri Islam pada abad pertengahan berlawanan dengan kebodohan dan khurafat yang merajai negeri-negeri lain pada waktu yang sama, dan teori logis dari Islam mengenai pembalasan atau hukuman terhadap segala amal perbuatan manusia merupakan tantangan terhadap teori penebusan dosa manusia yang diajarkan oleh Kristen. Semua itu merupakan soal-soal yang meyakinkan saya.
Akhirnya saya yakin atas kebenaran ajaran Islam yang luas meliputi seluruh alam kemanusiaan, untuk yang kaya dan yang miskin secara sama rata, bisa dan mampu melenyapkan segala rintangan yang ada antara segala aliran dan warna kulit
Diambil dari :
Mengapa Kami Memilih Islam
Oleh Rabithah Alam Islamy Mekah
Alih bahasa: Bachtiar Affandie
Cetakan Ketiga 1981
Penerbit: PT.
Alma'arif, Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar